Senin, 13 Februari 2017

Pertandingan Liverpool vs Tottenham

Sadio Mane kembali menjadi pahlawan Liverpool setelah dua golnya menghentikan puasa kemenangan The Reds di EPL sejak pergantian tahun.

OLEH    TEGAR PARAMARTHA     Ikuti di twitter


Pertandingan antara Liverpool dan Tottenham Hotspur di Anfield berjalan dengan sangat terbuka. The Reds mengontrol pertandingan di awal laga, sementara tim tamu tampak lambat panas.
Peluang pertama didapat tuan rumah dengan Philippe Coutinho mendapat ruang tembak di kotak penalti, tetapi Toby Alderweireld mampu melakukan blok krusial untuk menggagalkan serangan tersebut.
Sadio Mane, yang untuk pertama kali menjadi starter pada 2017, menjadi jawaban atas keterpurukan The Reds di tahun ini. Pemain Senegal tersebut menaklukkan Hugo Lloris dalam situasi satu lawan satu usai menerima umpan terobosan dari Georginio Wijnaldum untuk mengubah skor menjadi 1-0 pada menit ke-15.
Tidak butuh waktu lama, tiga menit berselang Mane membukukan gol keduanya. Memanfaatkan kesalahan kontrol Eric Dier, Mane menerobos dan memberi umpan kepada Adam Lallana yang sepakannya berhasil ditepis Lloris, tetapi bola muntah mengarah ke Mane dan tanpa ampun ia menggandakan keunggulan.

BERITA EPL -  Liverpool Vs Tottenham, Memutus Nasib Buruk
Dua gol dalam tempo cepat meruntuhkan mental penggawa Spurs, Mane bahkan nyaris mencetak hat-trick dua kali seandainya Lloris tidak melakukan penyelamatan gemilang.
Spurs mencoba bangkit dan mendapat beberapa peluang mencetak gol, pertama Son Heung-Min yang lolos dari jebakan offside tetapi gagal menaklukkan Simon Mignolet dalam situasi satu lawan satu, dan kemudian tendangan bebas Christian Eriksen yang masih belum menemui sasaran.
Liverpool juga terus mendapat peluang menambah gol di sisa waktu dengan tampak keroposnya lini belakang Spurs, tetapi skor 2-0 akhirnya terus bertahan hingga turun minum.
Pada babak kedua, pertandingan tetap berjalan dengan tempo cepat, tetapi alih-alih atraktif, permainan menjurus panas dan keras. Wasit bahkan terpaksa mengeluarkan dua kartu kuning dalam tempo sepuluh menit pertama hingga total delapan kartu kuning di pertandingan ini.
Pochettino berusaha mempertajam lini serang dengan memasukkan Harry Winks, Jansen dan Sissoko, tetapi tidak banyak perubahan dengan kedisiplinan The Reds dalam menguasai lini tengah. Keunggulan dua gol tuan rumah bertahan tanpa bisa dibalas Spurs.
Hasil ini membuat Tottenham gagal memangkas jarak dengan Chelsea, sementara Liverpool merangsek ke empat besar klasemen sementara EPL menggusur Manchester City.


Sumber ;
  1. WWW.Goal.com

Atmosfer Stadium Anfield

Liverpool terkenal dengan fansnya yang loyal dibuktikan dengan chantnya yaitu You'll Never Walk Alone

Fans LFC Indonesia

Liverpool Football Club punya lebih dari 200 ofisial komunitas suporter resmi di seluruh dunia, termasuk Indonesia yang merupakan salah satu yang terbanyak dan teraktif. 
BIGREDS (Bold Indonesian Group of Reds Supporters) didirikan pada 1999 di Bandung. Fans klub ini mendapatkan status resmi pada 2004. Pengesahan itu pun mengubah nama komunitas menjadi BIGREDS IOLSC (Indonesia's Official Liverpool FC Supporters Club).

Dengan lebih dari 6.500 anggota dari 26 regional - berpusat di Jakarta dan tersebar di Aceh, Medan, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Semarang, Bogor, Solo, Malang, Makassar, Bekasi, Banjarmasin, Pekanbaru, Lombok, Palembang, Lampung, Pontianak, Bali, Tangerang, Cirebon, Manado, Balikpapan, Cianjur, Depok, Padang, dan Samarinda. Silakan gabung dengan regional yang ada untuk bergabung dan bertemu dengan fans Liverpool lainnya.

Kamu juga bisa mengunjungi situs BIGREDS IOLSC di http://www.bigreds.org atau mengikutinya di Twitter dengan nama akun @BIGREDS_IOLSC  

Sumber : 

  1. http://indonesia.liverpoolfc.com/fans/supporters-clubs

Tragedi Hillsborough



Pada tanggal 15 April 1989, 24,000 pendukung Liverpool melakukan perjalanan untuk menyaksikan pertandingan tim kesayangan mereka. 
Secara keseluruhan mereka kemudian dikenal sebagai 'The 96'. Tetapi bagi keluarga dan teman yang mereka tinggalkan, mereka adalah ayah, anak, kakak, adik, saudara sepupu, bibi, paman dan kakek; juga kekasih, suami, pasangan hidup dan sahabat.
Seperti sebuah tulisan dari seorang istri dari salah satu suporter yang tidak pernah kembali, "Bagi dunia, suami saya adalah salah satu dari 'The 96', tetapi bagi saya dan anak-anak, dirinya akan selalu menjadi nomor satu." Surat itu dimuat di website resmi Liverpool FC, pada peringatan ke-20 dari tragedi tersebut.
Untuk kalian yang tidak mengetahui tentang mereka, para suporter yang meninggal di Hillsborough di hari itu mungkin hanyalah barisan nama yang terukir pada monumen peringatan Hillsborough (Hillsborough Memorial Marble). 

24,000 tiket, 23 gerbang putar, dua buah tribun penonton yang terlalu padat, 96 orang meninggal dan 766 orang luka-luka, angka-angka tersebut bahkan tidak dapat menggambarkan sebagian kecil dari tragedi yang telah membentuk Liverpool Football Club dan pendukungnya yang akan mengikuti tim ini selamanya.Mungkin angka yang paling signifikan dari keseluruhan tragedi ini adalah angka yang menunjukkan usia dari setiap korban yang tertera di monumen peringatan Hillsborough. Kejadian tragis pada tanggal 15 April 1989 dan suporter yang meninggal dunia di hari itu tidak akan pernah dilupakan.
Sumber :

  1. ndonesia.liverpoolfc.com/history/hillsborough

Sejarah Liverpool Football Club


Liverpool FC

Masa awal dan pembentukan

Hitam dan putih foto seorang pria.
John Houlding, pendiri Liverpool F.C.
Liverpool didirikan pada tanggal 15 Maret 1892[7] sebagai akibat perseteruan antara Komite Everton FC dengan John Houlding sebagai Presiden Klub yang juga pemilik stadion Anfield. Sebelumnya pada tahun 1891 John Houlding, sebagai penyewa dari Stadion Anfield, membeli tanah tersebut secara langsung dan mengusulkan meningkatkan harga sewa dari £ 100 sampai £ 250 per tahun[8]Everton, yang telah bermain di Anfield selama tujuh tahun, menolaknya dan terjadi perseteruan.

Liverpool tahun 1892-93
Akibat dari perseteruan itu, Everton akhirnya pindah ke stadion Goodison Park dan John Holding menjadikan stadion Anfield sebagai kandang Liverpool sampai sekarang[9].
Klub sempat diberi nama Everton FC and Athletic Grounds, Ltd., atau diringkas Everton Athletic, namun Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) menolak mengakui ada dua tim bernama Everton[10]. Pada bulan Juni 1892, John Houlding akhirnya memilih nama Liverpool F.C. sebagai nama baru, dan Liverpool menjelma menjadi kekuatan serius di kompetisi sepak bola Inggris.
Mengawali debutnya sebagai klub sepak bola profesional Liverpool bermain di Liga Lancashire dan berhasil menjadi juara sebelum akhirnya bergabung dengan Divisi II Liga Inggris (sekarang bernama Football League Championship) pada musim 1893-94. Pada musim pertamanya di Divisi II, Liverpool langsung menjadi juara dan berhak untuk promosi ke Divisi I (sekarang bernama Liga Primer Inggris). Liverpool tidak menunggu lama untuk menjadi juara liga, karena pada musim pertamanya di Divisi I ini (1900-01), Liverpool sukses menjuarai Divisi I dan mengulanginya lagi lima tahun kemudian[11].

Masa perkembangan

Final Piala FA pertama dilakukan pada tahun 1914, meskipun akhirnya mereka dikalahkan Burnley 1-0. Setelah itu Liverpool berhasil meraih juara liga 2 musim berturut-turut yaitu musim 1921-22 dan 1922-23, namun tidak mendapatkan tropi lagi sampai musim 1946-47 ketika berhasil meraih gelar liganya yang ke 5[12]. Setelah berada di Divisi I selama lebih dari 50 tahun, akhirnya Liverpool mengalami kemerosotan dan terdegradasi ke Divisi II pada musim 1953-54[13].
Beberapa saat setelah Liverpool dikalahkan oleh Worcester City, klub di luar Football League pada Piala FA musim 1958-59, Bill Shankly ditunjuk sebagai manajer pada bulan Desember 1959. Shankly merombak tim secara besar-besaran dengan melepas 24 pemain lama dan menggunakan sebuah ruangan di stadion Anfield untuk menggelar rapat kepelatihan. Ruangan ini di namakan 'The Boot Room' yang berhasil melahirkan manajer-manajer legendaris Liverpool di kemudian hari.
Di ruangan inilah Bill Shankly dan anggota 'Boot Room' lainnya seperti Bob PaisleyJoe Fagan dan Reuben Bennett[14] mulai membangun kekuatan Liverpool yang membuat iri tim lain. Hasil dari renovasi yang dilakukan oleh Bill Shankly mulai membuahkan hasil ketika berhasil promosi kembali ke Divisi I pada musim 1961-62 dan menjadi juara liga pada musim 1963-64.

Masa kejayaan

Liverpool meraih era terbaiknya saat dibawah manajer Bill Shankly. Pelatih ini kemudian menjadi legenda Liverpool. Ia sangat dihormati karena berhasil membawa Liverpool kembali ke divisi satu setelah sebelumnya berada di divisi dua selama 8 musim. Untuk menghormati jasanya, dibuatlah patung Bill Shankly di pintu masuk Anfield. Pemain-pemain yang terkenal pada masa ini termasuk Ray ClemenceMark LawrensonGraeme SounessIan CallaghanPhil NealKevin KeeganAlan HansenKenny Dalglish (102 cap), dan Ian Rush (346 gol)



Patung mantan manajer Bill Shankly, di luar Stadion Anfield







Sumber :
  1. ^ "Liverpool Football Club is formed"
  2.  "Liverpool Football Club"
  3. "European Champions' Cup"
  4.  "List of Winners UEFA Cup"
  5. "List of Winners European Super Cup"
  6. //id.wikipedia.org/wiki/Liverpool_F.C.